Landasan pendidikan
Landasanpendidikan
Secara
leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau
alas, karena itu landasan merupakan
tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar
pijakan. Pendidikan antara
lain dapat dipahami
dari dua sudut pandang, pertama dari sudut praktek sehingga
kita mengenal istilah
praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga
kita kenal istilah studi
pendidikan. Praktek
pendidikan adalah kegiatan seseorang atau
sekelompok orang atau
lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang
untuk mencapai tujuan pedidikan.
Kegiatan bantuan dalam praktek pendidikan
dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro
maupun mikro), dan dapat berupa
kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau
latihan). Studi
pendidikan adalah kegiatan seseorang atau
sekelompok orang dalam rangka
memahami pendidikan.
Jadi, landasan
pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik
tolak
dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
Macam landasan pendidikan:
- Landasan Filosofis.
Landasan Filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: Apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuannya, dan sebagainya.
- Landasan Sosiologis
Manusia yang hidup berkelompok, sesuatu yang terjadi dengan yang lain sama halnya hewan,tetapi pengelompokan pada manusia lebih rumit dari pada hewan.Dimana suatu proses interaksi antar dua individu,bahakan dua generasi dan memungkinkan generasi muda untuk mengembangkan diri.sehingga melahirkan cabang cabang sosiologi antara lain sosiologi pendidikan
- Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbale balik, sehingga kebudayaan dapat dilestarikan/dikembang dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara informal maupan formal.
- Landasan Psikologis
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia, khususnya tentang proses perkembangan dan proses belajar.
- Landasan Ilmiah dan Teknologis
Seperti yang kita ketahui, iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran; dengan kata lain, pendidikan sangat berperan penting dalam pewarisan dan pengembangan ip
Jenis landasan Pendidikan :
- Landasan religius pendidikan yaitu asumsi-asumsi
yang bersumber dari religi atau
- agama yang menjadi titik tolak dalam
rangka praktek pendidikan dan atau studi
- pendidikan.
- Landasan filosofis pendidikan yaitu asumsi-asumsi
yang bersumber dari filsafat yang
- menjadi titik tolak dalam rangka praktek
pendidikan dan atau studi pendidikan.
- Landasan ilmiah pendidikan yaitu asumsi-asumsi
yang bersumber dari berbagai
- cabang atau disiplin ilmu yang menjadi titik
tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau
- studi pendidikan. Tergolong
ke dalam landasan ilmiah pendidikan antara lain: landasan
- psikologis
pendidikan, landasan sosiologis pendidikan, landasan antropologis
- pendidikan, landasan historis pendidikan, dsb. Landasan ilmiah pendidikan
dikenal pula
- sebagai landasan empiris pendidikan atau landasan faktual
pendidikan.
- Landasan yuridis atau hukum pendidikan yaitu
asumsi-asumsi yang bersumber dari
- peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang menjadi titik tolak dalam
- rangkapraktek pendidikan dan atau
studi pendidikan.
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran
yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir,
baik pada tahap perancangan maupun
pelaksanaan pendidikan. Asas- Asas pendidikan di
Indonesia ada 3 yaitu Asas Tut Wuri Handayani, Asas belajar sepanjang hayat, dan asas
kemadirian dalam belajar.
·
Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai
asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan.
Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh
Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing
Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.Kini ketiga semboyan
tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
- Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi
contoh)
- Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah
memberi dukungan dan semangat)
- Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi
dorongan)
·
Asas Belajar Sepanjang Hayat
Istilah
belajar sepanjang hayat erat kaitannya dengan istilah “pendidikan seumur
hidup”. UNESCO Institute for Education menetapkan suatu definisi kerja yakni
pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus :
Ø
Meliputi seluruh
hidup setiap individu.
Ø
Mengarah kepada
pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan secara sistematis
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
Ø
Tujuan akhirnya
adalah mengembangkan penyadaran diri (self fulfilment) setiap
individu.
Ø
Meningkatkan
kemampuan dan motivasi utnuk belajar mandiri.
Ø
Mengakui kontribusi
dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasuk yang formal, non
formal dan informal
·
Asas Kemandirian dalam belajar
Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas tut
wuri handayani dan belajar
sepanjang hayat Implikasi dari asas ini adalah
pendidik harus menjalankan
peran komunikator, fasiltator, organisator, dsb. Pendidik diharapkan dapat
menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar
sedemikian
rupa sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber
belajar
tersebut.
Pendidikan dalam
mengahdapi globalisasi dan abad XXI
Dalam mengahdapi
globalisasi dan abad XXI peran guru disini adalah Sebagai
fasilitator dalam
dal pembelajaran. BSNP merumuskan 8
paradigma pendidikan
nasional di Abad-21 sebagai berikut:
1.Untuk menghadapi di Abad-21
yang makin syarat dengan teknologi dan sains dalam masyarakat global di dunia
ini, maka pendidikan kita haruslah berorientasi pada matematika dan sains
disertai dengan sains sosial dan kemanusiaan
(humaniora) dengan keseimbangan yang wajar.
2. Pendidikan bukan
hanya membuat seorang peserta didik berpengetahuan, melainkan juga menganut
sikap keilmuan dan terhadap ilmu
dan teknologi, yaitu kritis, logis, inventif dan inovatif, serta konsisten,
namun disertai pula dengan
kemampuan beradaptasi. Di samping memberikan ilmu dan teknologi, pendidikan ini harus disertai dengan menanamkan
nilai-nilai luhur dan menumbuh kembangkan sikap terpuji untuk hidup dalam masyarakat yang sejahtera dan
bahagia di lingkup nasional maupun di lingkup antarbangsa dengan saling menghormati dan saling dihormati.
3. Untuk mencapai ini
mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, menengah dan pendidikan
tinggi haruslah merupakan suatu
sistem yang tersambung erat tanpa celah, setiap jenjang menunjang penuh jenjang berikutnya, menuju ke frontier
ilmu. Namun demikian, penting pula pada akhir setiap jenjang, di samping jenjang untuk ke pendidikan
berikutnya, terbuka pula jenjang untuk langsung terjun ke masyarakat. 4. Bagaimanapun juga,
pada setiap jenjang pendidikan perlu ditanamkan jiwa kemandirian, karena
kemandirian pribadi mendasari kemandirian
bangsa, kemandirian dalam melakukan kerjasama yang saling menghargai dan menghormati, untuk kepentingan
bangsa.
5. Khusus di
perguruan tinggi, dalam menghadapi konvergensi berbagai bidang ilmu dan
teknologi, maka perlu dihindarkan spesialisasi
yang terlalu awal dan terlalu tajam.
6. Dalam pelaksanaan
pendidikan perlu diperhatikan kebhinnekaan etnis, budaya, agama dan sosial,
terutama di jenjang pendidikan awal.
Namun demikian, pelaksanaan pendidikan yang berbeda ini diarahkan menuju ke satu pola pendidikan nasional yang
bermutu.
7. Untuk memungkinkan
seluruh warganegara mengenyam pendidikan sampai ke jenjang pendidikan yang sesuai dengan kemampuannya, pada
dasarnya pendidikan harus dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat dengan mengikuti kebijakan
yang ditetapkan oleh pemerintah (pusat dan daerah).
8. Untuk menjamin
terlaksananya pendidikan yang berkualitas, sistem monitoring yang benar dan
evaluasi yang berkesinambungan perlu
dikembangkan dan dilaksanakan dengan konsisten. Lembaga pendidikan yang tidak menunjukkan kinerja yang baik harus
dihentikan. (BSNP, 2010: 43)
TANTANGAN-TANTANGAN
DALAM ABAD 21
1. Ketegangan antara global dengan
lokal: Orang secara berangsur-angsur perlu menjadi warga negara dunia tanpa
tercabutnya akar-akar budaya mereka dan karenanya turut serta berperan aktif
sebagai bagian dalam kehidupan mereka berbangsa dan bermasyarakat di tempat
mereka tinggal
.2. Ketegangan antara universal dengan individual:
kebudayaan pasti menjadi bersifat global, tetapi hanya bersifat sebagian-sebagian.
Kita tidak dapat mengabaikan harapan-harapan yang dijanjikan oleh proses
globalisasi dan juga resiko-resikonya, serta tak sedikitpun melupakan sifat
unik manusia sebagai individu; dengan demikian resiko mereka, mereka harus
memilih masa depan mereka sendiri dan berhasil mencapai sepenuhnya kemampuan
mereka dalam khazanah kekayaan tradisi-tradisi budaya mereka yang terawat
dengan baik dan budaya mereka sendiri dapat terancam oleh perkembangan mutakhir
apabila tidak mereka sendiri yang merawatnya.
3. Ketegangan antara tradisi dengan kemodernan:
4. Ketegangan antara pertumbuhan jangka panjang dengan jangka
pendek:
5. Ketegangan antara perlunya kompetisi dengan kesamaan
kesempatan:
6. Ketegangan antara perluasan pengretahuan yang
berlimpah ruah dengan kemampuan manusia untuk mencernanya:
7. Akhirnya, faktor abadi lainnya adalah ketegangan
antara spritual dengan material:
Landasanpendidikan
Secara
leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau
alas, karena itu landasan merupakan
tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar
pijakan. Pendidikan antara
lain dapat dipahami
dari dua sudut pandang, pertama dari sudut praktek sehingga
kita mengenal istilah
praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga
kita kenal istilah studi
pendidikan. Praktek
pendidikan adalah kegiatan seseorang atau
sekelompok orang atau
lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang
untuk mencapai tujuan pedidikan.
Kegiatan bantuan dalam praktek pendidikan
dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro
maupun mikro), dan dapat berupa
kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau
latihan). Studi
pendidikan adalah kegiatan seseorang atau
sekelompok orang dalam rangka
memahami pendidikan.
Jadi, landasan
pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik
tolak
dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
Macam landasan pendidikan:- Landasan Filosofis.
Landasan Filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: Apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuannya, dan sebagainya.
- Landasan Sosiologis
Manusia yang hidup berkelompok, sesuatu yang terjadi dengan yang lain sama halnya hewan,tetapi pengelompokan pada manusia lebih rumit dari pada hewan.Dimana suatu proses interaksi antar dua individu,bahakan dua generasi dan memungkinkan generasi muda untuk mengembangkan diri.sehingga melahirkan cabang cabang sosiologi antara lain sosiologi pendidikan
- Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbale balik, sehingga kebudayaan dapat dilestarikan/dikembang dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara informal maupan formal.
- Landasan Psikologis
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia, khususnya tentang proses perkembangan dan proses belajar.
- Landasan Ilmiah dan Teknologis
Seperti yang kita ketahui, iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran; dengan kata lain, pendidikan sangat berperan penting dalam pewarisan dan pengembangan ip
Jenis landasan Pendidikan :
- Landasan religius pendidikan yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau
- agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi
- pendidikan.
- Landasan filosofis pendidikan yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang
- menjadi titik tolak dalam rangka praktek
pendidikan dan atau studi pendidikan.
- Landasan ilmiah pendidikan yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari berbagai
- cabang atau disiplin ilmu yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau
- studi pendidikan. Tergolong ke dalam landasan ilmiah pendidikan antara lain: landasan
- psikologis pendidikan, landasan sosiologis pendidikan, landasan antropologis
- pendidikan, landasan historis pendidikan, dsb. Landasan ilmiah pendidikan dikenal pula
- sebagai landasan empiris pendidikan atau landasan faktual
pendidikan.
- Landasan yuridis atau hukum pendidikan yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
- peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi titik tolak dalam
- rangkapraktek pendidikan dan atau
studi pendidikan.
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran
yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir,
baik pada tahap perancangan maupun
pelaksanaan pendidikan. Asas- Asas pendidikan di
Indonesia ada 3 yaitu Asas Tut Wuri Handayani, Asas belajar sepanjang hayat, dan asas
kemadirian dalam belajar.
·
Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai
asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan.
Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh
Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing
Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.Kini ketiga semboyan
tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
- Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi
contoh)
- Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah
memberi dukungan dan semangat)
- Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi
dorongan)
·
Asas Belajar Sepanjang Hayat
Istilah
belajar sepanjang hayat erat kaitannya dengan istilah “pendidikan seumur
hidup”. UNESCO Institute for Education menetapkan suatu definisi kerja yakni
pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus :
Ø
Meliputi seluruh
hidup setiap individu.
Ø
Mengarah kepada
pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan secara sistematis
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
Ø
Tujuan akhirnya
adalah mengembangkan penyadaran diri (self fulfilment) setiap
individu.
Ø
Meningkatkan
kemampuan dan motivasi utnuk belajar mandiri.
Ø
Mengakui kontribusi
dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasuk yang formal, non
formal dan informal
·
Asas Kemandirian dalam belajar
Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas tut
wuri handayani dan belajar
sepanjang hayat Implikasi dari asas ini adalah
pendidik harus menjalankan
peran komunikator, fasiltator, organisator, dsb. Pendidik diharapkan dapat
menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar
sedemikian
rupa sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber
belajar
tersebut.
Pendidikan dalam mengahdapi globalisasi dan abad XXI
Dalam mengahdapi
globalisasi dan abad XXI peran guru disini adalah Sebagai
fasilitator dalam
dal pembelajaran. BSNP merumuskan 8
paradigma pendidikan
nasional di Abad-21 sebagai berikut:
1.Untuk menghadapi di Abad-21
yang makin syarat dengan teknologi dan sains dalam masyarakat global di dunia
ini, maka pendidikan kita haruslah berorientasi pada matematika dan sains
disertai dengan sains sosial dan kemanusiaan
(humaniora) dengan keseimbangan yang wajar.
2. Pendidikan bukan hanya membuat seorang peserta didik berpengetahuan, melainkan juga menganut sikap keilmuan dan terhadap ilmu dan teknologi, yaitu kritis, logis, inventif dan inovatif, serta konsisten, namun disertai pula dengan kemampuan beradaptasi. Di samping memberikan ilmu dan teknologi, pendidikan ini harus disertai dengan menanamkan nilai-nilai luhur dan menumbuh kembangkan sikap terpuji untuk hidup dalam masyarakat yang sejahtera dan bahagia di lingkup nasional maupun di lingkup antarbangsa dengan saling menghormati dan saling dihormati.
3. Untuk mencapai ini
mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, menengah dan pendidikan
tinggi haruslah merupakan suatu
sistem yang tersambung erat tanpa celah, setiap jenjang menunjang penuh jenjang berikutnya, menuju ke frontier
ilmu. Namun demikian, penting pula pada akhir setiap jenjang, di samping jenjang untuk ke pendidikan
berikutnya, terbuka pula jenjang untuk langsung terjun ke masyarakat. 4. Bagaimanapun juga,
pada setiap jenjang pendidikan perlu ditanamkan jiwa kemandirian, karena
kemandirian pribadi mendasari kemandirian
bangsa, kemandirian dalam melakukan kerjasama yang saling menghargai dan menghormati, untuk kepentingan
bangsa.
5. Khusus di
perguruan tinggi, dalam menghadapi konvergensi berbagai bidang ilmu dan
teknologi, maka perlu dihindarkan spesialisasi
yang terlalu awal dan terlalu tajam.
6. Dalam pelaksanaan
pendidikan perlu diperhatikan kebhinnekaan etnis, budaya, agama dan sosial,
terutama di jenjang pendidikan awal.
Namun demikian, pelaksanaan pendidikan yang berbeda ini diarahkan menuju ke satu pola pendidikan nasional yang
bermutu.
7. Untuk memungkinkan
seluruh warganegara mengenyam pendidikan sampai ke jenjang pendidikan yang sesuai dengan kemampuannya, pada
dasarnya pendidikan harus dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat dengan mengikuti kebijakan
yang ditetapkan oleh pemerintah (pusat dan daerah).
8. Untuk menjamin
terlaksananya pendidikan yang berkualitas, sistem monitoring yang benar dan
evaluasi yang berkesinambungan perlu
dikembangkan dan dilaksanakan dengan konsisten. Lembaga pendidikan yang tidak menunjukkan kinerja yang baik harus
dihentikan. (BSNP, 2010: 43)
2. Pendidikan bukan hanya membuat seorang peserta didik berpengetahuan, melainkan juga menganut sikap keilmuan dan terhadap ilmu dan teknologi, yaitu kritis, logis, inventif dan inovatif, serta konsisten, namun disertai pula dengan kemampuan beradaptasi. Di samping memberikan ilmu dan teknologi, pendidikan ini harus disertai dengan menanamkan nilai-nilai luhur dan menumbuh kembangkan sikap terpuji untuk hidup dalam masyarakat yang sejahtera dan bahagia di lingkup nasional maupun di lingkup antarbangsa dengan saling menghormati dan saling dihormati.
TANTANGAN-TANTANGAN
DALAM ABAD 21
1. Ketegangan antara global dengan
lokal: Orang secara berangsur-angsur perlu menjadi warga negara dunia tanpa
tercabutnya akar-akar budaya mereka dan karenanya turut serta berperan aktif
sebagai bagian dalam kehidupan mereka berbangsa dan bermasyarakat di tempat
mereka tinggal
.2. Ketegangan antara universal dengan individual:
kebudayaan pasti menjadi bersifat global, tetapi hanya bersifat sebagian-sebagian.
Kita tidak dapat mengabaikan harapan-harapan yang dijanjikan oleh proses
globalisasi dan juga resiko-resikonya, serta tak sedikitpun melupakan sifat
unik manusia sebagai individu; dengan demikian resiko mereka, mereka harus
memilih masa depan mereka sendiri dan berhasil mencapai sepenuhnya kemampuan
mereka dalam khazanah kekayaan tradisi-tradisi budaya mereka yang terawat
dengan baik dan budaya mereka sendiri dapat terancam oleh perkembangan mutakhir
apabila tidak mereka sendiri yang merawatnya.
3. Ketegangan antara tradisi dengan kemodernan:
4. Ketegangan antara pertumbuhan jangka panjang dengan jangka
pendek:
5. Ketegangan antara perlunya kompetisi dengan kesamaan
kesempatan:
6. Ketegangan antara perluasan pengretahuan yang
berlimpah ruah dengan kemampuan manusia untuk mencernanya:
7. Akhirnya, faktor abadi lainnya adalah ketegangan
antara spritual dengan material:
Bagaimana cara mengajarkan anak untuk mandiri?
BalasHapusTerima Kasih sebelumnya saudari sudah berkunjung ke blog saya,
HapusMenurut saya cara mengajarkan anak untuk mandiri
mengajarkan anak untk mandiri mengacu pada tri pusat pendidikan, dimana anak itu bisa belajar mandiri dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, tetapi yang utama sekali yaitu dilingkungan keluarga, dimana keluarga memiliki pernanan penting dan utama bagi perkembangan karakter anak
Semoga membantu
Halo kaka,saya mau tanya sedikit mengenai landasan religius,bagaimana cara kita agar dapat memaksimalkan negri kita ini khusus nya,agar masyarakat nya benar2 bisa menjalan kan agamanya dengan benar? Sekian terima kasi ya kak
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung ke blog Saya, baiklah saya akan menjawab pertanyaan dari saudari tentang bagaimana cara kita dapat memaksimalkan negri kita ini agar bisa menjalankan agama Dengan benr yang berkaitan dengan landasan religius, pertama dan utama sekali jika kita ingin mengubah suatu Negri yang pertama sekali berubah yaitu diri kita sendiri, kemudian perlahan lahan kita mulai memberikan penjelasan mengenai agama, contohnya saja berjilbab, bagaimana kita bisa merubah seseorang untk berjilbab sedangkan kita tidak berjilbab ,mungkin itu contoh sederhananya. Ingat dalam hal beragama sebaiknya jelaskan secara perlahan dan bertahap tahap tetapi harus dengan memperhati kan pemilihan kata yang pas dan tepat
BalasHapusSemoga membantu ya :)